Era
Baru Streaming Musik Yang Mempengaruhi Struktur Lagu
Salah satu perbedaan mencolok dari musik era dahulu
(90-an ke bawah) dengan sekarang adalah bagian intro lagu yang
semakin pendek, atau bahkan tidak memiliki intro. Ada banyak teori yang
bisa menjawab mengapa hal ini bisa terjadi. Namun, menurut saya pribadi salah satu faktornya adalah era kebangkitan musik streaming.
Para generasi tua (seperti saya) yang pernah hidup di era
90-an tentu masih ingat ketika ingin
mendengarkan lagu yang
disukai, perlu menunggu radio atau stasiun TV kesayangannya memutar lagu
tersebut. Harga kaset yang cukup mahal bagi saya yang masih anak-anak saat itu membuat
saya tidak bisa memutar lagu kesukaan saya sesuka
hati.
Sambil menunggu lagu kesukaan saya diputar
di radio, saya sering mendengarkan beragam lagu-lagu lain yang diputar
sebelumnya. Saya tidak punya pilihan lain selain mendengarkan pilihan lagu yang
disajikan oleh penyiar karena tidak ada tombol next di radio. Mengganti
channel radio mungkin salah satu
solusi, namun saya jarang melakukannya karena terbiasa dengan satu channel tertentu.
Ketika mendengar intro dan verse lagu
yang menurut saya kurang menarik, saya masih berharap: “Semoga saja chorus-nya
nanti bagus”, walaupun akhirnya saya dikecewakan karena chorus lagu
tersebut juga membosankan. Tidak jarang jika beruntung saya mendengar lagu
yang intro-nya kurang menarik, namun sisa keseluruhannya sangat
membuat saya terhibur. Bohemian Rhapsody dari Queen adalah salah satunya.
Sweet Child O’ Mine milik Guns N’ Roses, atau Enter
Sandman dari Metallica adalah contoh lagu era dulu yang memiliki intro cukup
panjang, namun bisa sukses. Bahkan banyak lagu-lagu era dulu lainnya di mana
bagian intro terkesan berdiri sendiri tanpa ada konteks dengan isi lagu.
Secara teori sendiri, definisi
intro yang disadur dari Wikipedia adalah:
"The introduction establishes melodic, harmonic,
and/or rhythmic material related to the main body of a piece"
Sehingga, intro
seyogyanya adalah bagian yang masih berhubungan dengan isi dari lagu.
Tentunya tidak ada yang salah jika sebuah lagu tidak
menaati aturan tersebut. Karena tidak ada sebuah teori mutlak yang mengikat
dalam proses kreativitas membuat musik.
Bagaimana dengan era sekarang? Max Martin, salah satu
composer tak lekang waktu yang menulis lagu Backstreet Boys - I Want It That
Way hingga lagu Adele - Send My Loves, seolah mengamini teori
di atas dalam salah satu masterclass-nya:
Lagu era sekarang cenderung memiliki intro yang sangat pendek, tidak seperti
lagu dahulu.
Sejak tahun 2000-an di mana
mulai meledaknya era kaset bajakan,stafaband dan misshacker (situs
mp3 gratisan), hingga akhirnya youtube, para penikmat musik
akhirnya mulai memiliki pilihan akan lagu yang ia dengarkan tanpa
mengeluarkan kocek yang cukup dalam. Sampai akhirnya pada sekitar tahun
2015 di mana platform streaming musik mulai merajalela, sebut
saja: Joox, Spotify,
dan Apple Music.
Para musisi dituntut untuk membuat lagu yang clickbait (atau
mungkin jika diadaptasi dalam dunia musik menjadi audiobait). Pola
perilaku
para penikmat musik sekarang cukup sadis, di mana
musisi yang berusaha mengenalkan karyanya di media streaming musik
hanya memiliki waktu sekitar 10 detik untuk membuat pendengarnya tertarik mendengarkan
lagu tersebut. Intro yang bertele-tele? Skip ke
lagu selanjutnya!
Sehingga seringkali kita mendengar lagu di era sekarang
memiliki intro yang pendek, atau beberapa musisi
meletakan chorus-nya di awal lagu dengan harapan pendengar menjadi
tertarik mendengarkan sampai habis.
Beberapa
musisi justru memiliki strategi yang unik dengan fenomena ini. Tengoklah lagu
Sambalado milik Ayu Ting-Ting. Hook dari lagu tersebut adalah
di awal lagu “Sambala, sambala, bala, sambalado”. Setelah itu tidak ada pengulangan
bagian tersebut, sehingga pendengarnya harus memutar dari awal kembali untuk
mendengarkan bagian itu.
Saat
ini sendiri, trennya menjadi agak bergeser. Jika dahulu musisi bereksperimen di
intro, maka di era sekarang banyak
yang bereksperimen memasukan unsur nuansa baru pada bagian coda.
Sebagai contoh kita dapat mendengarkan lagu: Billie Eilish - Bad Guy, Blackpink
- Kill This Love, dan Ramengvrl - I Am Me. Tentunya hal ini lebih aman, karena
kecil kemungkinan para pendengar akan men-skip lagu saat
mendengar coda yang kurang menarik.
Jika
dalam dunia penerbangan ada istilah critical eleven dimana 3
menit pertama dan 8 menit terakhir dalam penerbangan merupakan fase yang kritis.
Maka dalam dunia lagu menjadi lebih sempit lagi, anda hanya memiliki 10 detik
awal yang menentukan apakah lagu anda akan didengarkan sampai habis, atau malah
berakhir di tombol: next.
Tentang
Penulis:
Jefry Albari Tribowo adalah seorang dokter yang tengah melalui pendidikan profesi spesialis Andrologi. Produksi musik adalah salah satu bidang lain yang diminatinya secara serius sejak lama.
Di
kala senggang ia seringkali membuat berbagai macam musik mulai dari cover,
jingle, hingga lagu-lagu ciptaan. Pada tahun 2012, bersama dengan
teman-temannya ia mendirikan sebuah band bernama JEF, yang kemudian sudah
merilis 2 album lagu banjar ciptaan sendiri. Album tersebut bertajuk: Waja
Sampai Kaputing (2017), dan Gawi Manuntung (2019).
Beberapa
prestasi sukses diraihnya mulai dari skala nasional hingga internasional,
antara lain: Juara 1 BNI London International Jingle Competition 2013, Juara 1
Lomba Cipta Lagu Perjuangan Nasional 2016 HUT TNI ke-71 Kodam Jayakarta, Juara
1 Lomba Cipta Lagu Pop Daerah Nusantara (LCLPDN) 2018.