Tanggal 29 Juni 2024 ini, diramal akan terjadi kiamat. Bukannya menyiapkan bekal ke akhirat, Kita malah bikin Gigs tiba-tiba!
Di akhir bulan juni yang terasa sangat ngebut ini, Kita hadirkan hiburan pelepas beban bayar tagihan. Yaps, Suddenly Gigs hadir lagi dan sekarang sudah kali yang ke-6. Bertempat di Cedro Coffee Banjarbaru dan dengan line up band yang membuat kaki hingga kepala tak hentinya berdansa.
Kali ini berkolaborasi dengan Kuasaku, yakni platform sebagai wadah untuk memamerkan karya-karya hasil gambaran dan ilustrasi digital milik Reggy Amianu Dyanta Ratih, yang muncul pada akhir tahun 2022.
Di Suddenly Gigs kali ini, juga terdapat karya dari Kuasaku berupa sticker pack yang tersedia hanya saat acara berlangsung, sebagai bentuk saling support skena dan seniman. Walaupun hanya ditempel di helm, tumbler, ataupun laptop, setidaknya berguna untuk mem-backup data yang takutnya hilang di hack Ransomware.
Dibuka dengan penampilan Pain Never Permanent, band Post-Hardcore berlirik Emo dari Banjarmasin yang berdiri dari 2020. Artwork dari single pertama mereka yang baru rilis tahun kemarin juga merupakan karya orisinilnya Kuasaku.
Distorsi dari riff gitar yang dimainkan benar-benar memanggil crowd untuk maju ke depan, dimulai dengan lagu dari Movements yang berjudul Kept. Baru juga permulaan, teman-teman sudah langsung menghentak-hentakkan kaki dan melayangkannya ke udara.
"Who will listen to your complains?" , lalu yang dinanti tiba, Negative Emotion dinyanyikan dengan teriakan dan rebutan microphone.
"Put your hands up!", Grup musik Hip-hop asal Martapura yang selanjutnya unjuk taring, yashh M-Cult! Semuanya meloncat dan mengangkat tangan, mengayunkannya sesuai dengan dentuman Beat. Lalu, suddenly terjadi moshpit dadakan saat Sushizy membawakan lagunya yang berjudul "Wylin" dengan subgenre Phonk/ Memphis Rap. "Salah satu impian juga lagu Hip-hop ada moshingnya, hahaha", ucapnya. Sikut-menyikut mulai terjadi, ledakan Energi dan Sinergi mulai terbagi, hingga crowd surfing yang dilakukan oleh Sushizy.
Ditutup dengan Young, Wild, and Free miliknya Snoop Dogg.
"We're just having fun, we don't care who sees", bergema diteriakkan.
Disusul dengan Camaraderie, sebuah band Alternatif Rock asal Hulu Sungai Selatan yang jauh-jauh kemari untuk andil bergembira di Suddenly Gigs Vol. 6. Yaa walaupun sempat terhenti karena ada kendala sesaat, namun berkat semangat kolektif yang membara semuanya sangat cepat membaik dan berlanjut dengan kesenangan seperti semula. Puncaknya ketika mereka membawakan lagu Summerlane yang berjudul Frenemy, seketika crowd sing along dan melompat-lompat luar biasa.
Selanjutnya adalah punggawa dari Banjarmasin yakni SixFive'0. Intro yang gahar berhasil memacu adrenalin, membuat berdiri kembali para penonton yang duduk kelelahan, kembali bersemangat untuk bersenang-senang di malam minggu yang sedikit basah karena hujan. Masa hampir memenuhi space Cedro Coffee yang luas, laki-laki maupun perempuan. Sticker pack yang dibagikan pun semakin menipis, tanda antusias para pegiat musik di Kalimantan Selatan.
"We are unity on diversity, ..., This is Borneo Hardcore", penggalan lirik lagu SixFive'0 yang menyatukan semuanya hingga rebutan microphone terjadi lagi, gokil!
Lalu waktu yang ditunggu akhirnya tiba, penampilan dari Minor! Band Hardcore Banjarbaru yang dengan kecenya menembakkan suara noise yang sangat bising, hingga tak hentinya crowd jingkrak-jingkrak saling bertabrakan satu sama lain. Riff gitar dari intro penampilan Minor yang cukup iconic, ditambah dengan stage act sang vokalis Erwan yang mengawali penampilan dengan bernyanyi mengelilingi crowd tanpa microphone, seperti menyulut api crowd yang sudah siap untuk berputar dan twostep. Gemuruh distorsi terus menerpa telinga, hentakan drum yang cepat seakan mendorong untuk terus menikmati masa muda. Hingga lagu Violet menandakan hampir selesainya penampilan dari mereka, ternyata ada satu lagi yang sepertinya lagu baru dari Minor, kabarnya mereka lagi dalam proses rekaman EP pertama.
Sudah sampai di penghujung acara, penampil terakhir adalah Sandovoid yang juga berasal dari Banjarbaru. Beatdown Hardcore yang mereka sajikan memperlambat gerakan crowd namun tetap dalam keadaan penuh semangat karena sudah berada di akhir pertemuan. Gebukan drum yang keras dan riff gitar yang sangar mengendalikan crowd untuk saling dorong dan tendang bak malam itu adalah malam terakhir yang dapat dinikmati.
Akhirnya, kita kembali dapat melewati prediksi kiamat yang kedua kalinya. Sayangnya yang sepertinya tak bisa diselamatkan adalah data kita semua, huft. Sembari menunggu hujan reda, semua saling bercengkrama dan menyapa, berharap bisa bertemu lagi di lain acara. Tak disadari ternyata parkiran sangat penuh dan basah diguyur rahmat Tuhan dengan wujud keseruan dan kebahagiaan.
Sampai bertemu di kegiatan berikutnya, Frens!
Penulis : Aji
Fotografer : Kamal, Zaky