Heat Seeker Rocket kembali memanaskan ruang
pergerakan musik lokal. Tak tanggung-tanggung, di album terbaru ini, mereka
menelurkan 10 lagu di platform – platform digital seperti Spotify, Joox dan lainnya. Mereka punya strategi dengan
promosi lagu di platform digital terlebih dulu ketimbang harus berbarengan
dengan merilis album fisiknya. “Karna dengan menghitung dari banyaknya respon
positif dari pendengar, kami bisa mengestimasikan harus berapa banyak perkiraan
rilisan fisik yang worth it kami buat”
ungkap Rommy sang Vokalis. Diperkirakan dalam waktu dekat, album mereka akan
rilis.
Untuk album terbaru mereka kali ini, tema yang
diangkat sangat beragam. Tema tentang kehidupan pribadi, problema ruang lingkup
pekerjaan, keluarga, protes terhadap isu
politik, sampai membicarkan seputar pergerakan lokal mereka hantar di album
ini.
Ada yang cukup unik dai segi lirik di salah
satu lagu baru mereka, yaitu Home.
Lagu ini ditulis sang Vokalis, Rommy untuk sang istri dan anak. Menyiratkan
apapun kerja keras yang dilakukan, itu adalah untuk keluarga. Namun liriknya
dibuat sedemikian universal, agar Home
bisa ditafsirkan sebagai wadah, apapun bentuknya, untuk bisa bersinergi satu
sama lain. Salah satunya bisa diartikan sebagai skena , yang dimana mereka berharap pergerakannya, bisa terus
berkembang & saling mengisi .
Di album ini juga bisa kalian temukan lagu Rectoverso, yang mana lagu tersebut sudah
ada di album sebelumnya, namun di album ini di perbaharui lagi. Bisa didengar
dari segi arasemen yang berbeda, lebih segar dan sedikit lebih ballad, namun dari segi lirik, tidak ada
yang diubah. “Pokoknya kalian harus dengar semua lagu di album ini, karna ini
adalah karya masterpiece dari kami”,
tambah Rommy sambil tertawa.
Ada lagi, lagu berjudul Transendensi , mereka
persembahkan khusus untuk Alm. Bang Icang “Justifikasi”, Alm. Emek “TK
Scooterist Reggae”, dan kawan-kawan lain yang sudah berpulang, sebagai dedikasi dan rasa respect mereka.
Heat Seeker Rocket sendiri, masih memakai Gagak
sebagai image mereka. Menurut Rommy, Gagak adalah sImbol burung yang dianggap
remeh , karena dianggap sebagai burung pembawa kematin dan tidak menarik banyak
orang. Sebaliknya, mereka menganggap Gagak adalah burung yangapa adanya, yang
bisa hidup lebih bebas daripada burung lain yang indah namun terkurung dalam
sangkar. Dan dengan dengan stigma tersebut, memicu semangat mereka untuk
berkarya lebih lagi, tanpa mendengarkan omongan miring orang lain.
Band yang terbentuk tahun 2007 ini sekarang mantab berformasikan Rommy sebagai
Lead Vocal, Feriza sebagai Bassist & Vocal, Riza dan Emen sebagai Gitaris,
dan Rino sebagai Drummer. Saat ditanya apa planning kedepan, setelah merilis
album, mereka berharap bisa tour ke beberapa daerah. “Namun tentunya kami masih
berbenah sistem manajemen, equipment personil, dan hal-hal yang lain yang
menunjang keprofesionalitasan kami lagi”, ungkap Rommy.