Banjarmasin
Bergembira Ria (BGR) 2018, event
puncak tahun yang dirayakan oleh kawan-kawan Bilik Bersenyawa dan masyarakat
skena local yang sudah dan mau berkontribusi di berbagai macam pergerakan di
hari-hari sebelumnya. Yah, memang pantas dirayakan, karena di tahun 2018 ini
salah satu momentum kawan-kawan yang mempunyai kelebihan dalam kreativitas
berdetak lagi untuk bernafas. Band-band lokal mulai keluar lagi dari sarangnya,
fotografer jalanan mulai berkumpul lagi untuk mengabadikan setiap pergerakan di
kota, videografer bergegas menunjukkan taring lewat karya-karyanya, dan artist-artist kembali mendapatkan
kanvasnya di kota untuk melukiskan emosi dan buah pikirnya. Pokoknya, di tahun
2018 skena mulai bernafas!
Tepat di Jorong
Kafe, pesta bawah tanah itu dilaksanakan. Semua dating dengan kostum
masing-masing, ada yang menjadi Joker, Vampire haus darah, Kylo Ren di Star
Wars, Kenshi Samurai-X, bahkan ada yang hanya sekedar Gembel. Penampilan dari
Weekend Project yang sudah lama membungkus gitarnya mampu menjadi pemecah
“perawan” si BGR. Lagu-lagu bernuansa ska sudah mampu menggoyang kaki para
pelaku skena yang haus akan dansa. Belum lagi hilang atmosfir kekacauan Weekend
Project, penampilan DJ Catdog menambah penetrasi kegembiraan pesta dengan
lantunan di turntable yang selalu
digesek dengan ceria. Anak-anak di depan panggung berjoget tanpa kejelasan
karena terlalu terbuai musik yang diramu oleh DJ.
Sela-sela aksi
musik pasti akan kosong bukan tanpa “jamu”? yap! Tidak lupa permainan Flip Cup menjadi salah satu hidangan
utama untuk disajikan kepada kawan-kawan pencinta jamu. Gelas berisi jamu dan
“jamu”, diacak untuk dihempaskan ke kerongkongan, ah melepas dahaga bukan?!
Membentuk beberapa tim beradu lomba siapa yang cepat dia minum banyak dan
mendapatkan doorprize. Di dalam
permainan, tidak ada pengkotakkan “kamu siapa aku siapa”, karena semua merasa
sama, yaitu anak muda atau merasa muda dan perlu kerja sama untuk menelan
mentah jamu yang ada.
Sambil menenggak
jamu, Gorey a.k.a. bapak suka anak muda a.k.a. Pemandu Hura-hura juga mencoba
berganti haluan untuk melancarkan amunisi di atas panggung sebagai DJ. Mixing lagu-lagu jaman dulu dan jaman
sekarang adalah racun bagi panggung dan kawan-kawan yang mendengarkan, ya tentu
saja terpacu berlomba menenggak jamu dipompa music Eye of the Tiger khas film
Rocky Balboa!
Yap, semua cepat
berlalu, pesta tidak ada yang berlarut-larut bukan? Semua pulang dengan harapan
baru, semoga 2019 adalah tahun skena Banjarmasin berdiri lagi, kalaupun tidak,
berusaha untuk berdiri saja kita semua pasti senang. Tentu proses adalah hal
yang pasti, pendewasaan juga harus dijalani, dan jangan lupa party tiap hari dan minum jamu
berkali-kali. Cheers!
Teks: Syah
Ryan Anwari